TIM PPG KABUPATEN WONOSOBO IKUTI PELATIHAN SIMPK-DIKDAS DI USAID PRIORITAS
Upaya pemetaan dan penataan guru (PPG) di Kabupaten Wonosobo terus dilakukan. Demi mendukung hal tersebut, selama tiga hari, tim PPG Kabupaten Wonosobo mengikuti pelatihan yang diselenggarakan USAID Prioritas di Grand Tjokro Jogjakarta. Dari pelatihan selama tiga hari tersebut, diharapkan pemetaan dan penataan guru (PPG) yang selama ini masih manual, akan segera berubah ke system informasi manajemen pendidikan Kabupaten/Kota Pendidkkan Dasar (SIMPK-Dikdas). Dengan system informasi berbasis perangkat lunak tersebut, metode pengolahan dan analisa untuk perumusan kebijakan akan dapat dilakukan lebih cepat.
Dikatakan staf humas USAID Prioritas, Sarwa Eka, pihak USAID merasa perlu memperkenalkan software SIMPK-Dikdas, mengingat selama ini untuk analisa data berbasis data pokok pendidikan dasar belum bias maksimal. Dengan software yang dikembangkan sendiri oleh USAID Prioritas tersebut, Sarwa meyakini kelak proses analisa dan pengolahan data yang diperlukan untuk perumusan kebijakan dapat dilakukan secara cepat dan lebih akurat.
Untuk keperluan tersebut, Sarwa mengaku menghadirkan perwakilan Tim PPG dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Wonosobo. Perwakilan tim yang beranggotakan 6 orang tersebut kemudian diberikan pelatihan untuk menggunakan pivot pada microsoft excel, dan memetakan isu yang bisa dikembangkan dari data yang telah diolah tersebut.
Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jawa Tengah, Dr Nurkolis MM menyampaikan, materi yang dikembangkan kontekstual dengan kondisi yang ada di Kabupaten Wonosobo. Adanya peraturan bersama 5 menteri tahun 2010 mengisyaratkan untuk melakukan penataan dan pemerataan guru.
“Tujuan utama penataan dan pemerataan guru adalah meningkatkan pelayanan sekolah kepada siswa. Jangan sampai ada siswa yang tidak terlayani oleh guru, padahal disisi lain ada banyak guru yang menumpuk dan kekurangan jam mengajar,” kata Doktor bidang manajemen tersebut.
Nurkolis juga menjelaskan, pola yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS yaitu memanfaatkan sumber daya yang ada di kabupaten untuk pelayanan maksimal. Dengan adanya pembatasan kuota pengangkatan pegawai negeri sipil khususnya guru, yang dilakukan oleh pemerintah pusat, maka program PPG akan sangat dibutuhkan oleh kabupaten. Selain itu, tuntutan sertifikasi yaitu kewajiban guru untuk mengajar 24 jam seminggu, dan juga rasio siswa per rombel untuk jenjang sekolah dasar sejumlah 20 orang sesuai PP nomor 74 tahun 2008 tentang guru yang akan diberlakukan pada tahun 2016 tentu membutuhkan penanganan khusus dari Dinas Pendidikan dan BKD. Hal tersebut perlu dipersiapkan mulai dari sekarang. Bila pemetaan dan penataan guru tersebut bisa difasiitasi oleh dinas pendidikan, akan memudahkan guru dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
Ditemui di BKD, Selasa (16/9), Kepala Seksi Mutasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo, Priswanto mengatakan, bahwa selama empat hari mengikuti pelatihan, dia dan tim dari Wonosobo merasa termudahkan untuk menganalisis peta guru. “Ternyata untuk memetakan guru mulai dari kebutuhan guru disekolah terpencil, rasio siswa per rombel, dan regulasi antar sekolah serta data guru menjadi sangat mudah, karena kami hanya butuh waktu sebentar untuk melihat pemetaan guru di Kabupaten. Bahkan dengan mudah kami bisa menelusuri nama, status sertifikasi, dan peta pensiun dari guru tersebut. Hal itu sangat berguna untuk membuat peta kebutuhan guru beberapa tahun mendatang,” tutupnya.
(Sumber : http://wonosobokab.go.id/index.php/berita/seputar-wonosobo/item/1171-tim-ppg-kabupaten-wonosobo-ikuti-pelatihan-simpk-dikdas-di-usaid-prioritas)
Dikatakan staf humas USAID Prioritas, Sarwa Eka, pihak USAID merasa perlu memperkenalkan software SIMPK-Dikdas, mengingat selama ini untuk analisa data berbasis data pokok pendidikan dasar belum bias maksimal. Dengan software yang dikembangkan sendiri oleh USAID Prioritas tersebut, Sarwa meyakini kelak proses analisa dan pengolahan data yang diperlukan untuk perumusan kebijakan dapat dilakukan secara cepat dan lebih akurat.
Untuk keperluan tersebut, Sarwa mengaku menghadirkan perwakilan Tim PPG dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Wonosobo. Perwakilan tim yang beranggotakan 6 orang tersebut kemudian diberikan pelatihan untuk menggunakan pivot pada microsoft excel, dan memetakan isu yang bisa dikembangkan dari data yang telah diolah tersebut.
Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jawa Tengah, Dr Nurkolis MM menyampaikan, materi yang dikembangkan kontekstual dengan kondisi yang ada di Kabupaten Wonosobo. Adanya peraturan bersama 5 menteri tahun 2010 mengisyaratkan untuk melakukan penataan dan pemerataan guru.
“Tujuan utama penataan dan pemerataan guru adalah meningkatkan pelayanan sekolah kepada siswa. Jangan sampai ada siswa yang tidak terlayani oleh guru, padahal disisi lain ada banyak guru yang menumpuk dan kekurangan jam mengajar,” kata Doktor bidang manajemen tersebut.
Nurkolis juga menjelaskan, pola yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS yaitu memanfaatkan sumber daya yang ada di kabupaten untuk pelayanan maksimal. Dengan adanya pembatasan kuota pengangkatan pegawai negeri sipil khususnya guru, yang dilakukan oleh pemerintah pusat, maka program PPG akan sangat dibutuhkan oleh kabupaten. Selain itu, tuntutan sertifikasi yaitu kewajiban guru untuk mengajar 24 jam seminggu, dan juga rasio siswa per rombel untuk jenjang sekolah dasar sejumlah 20 orang sesuai PP nomor 74 tahun 2008 tentang guru yang akan diberlakukan pada tahun 2016 tentu membutuhkan penanganan khusus dari Dinas Pendidikan dan BKD. Hal tersebut perlu dipersiapkan mulai dari sekarang. Bila pemetaan dan penataan guru tersebut bisa difasiitasi oleh dinas pendidikan, akan memudahkan guru dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
Ditemui di BKD, Selasa (16/9), Kepala Seksi Mutasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo, Priswanto mengatakan, bahwa selama empat hari mengikuti pelatihan, dia dan tim dari Wonosobo merasa termudahkan untuk menganalisis peta guru. “Ternyata untuk memetakan guru mulai dari kebutuhan guru disekolah terpencil, rasio siswa per rombel, dan regulasi antar sekolah serta data guru menjadi sangat mudah, karena kami hanya butuh waktu sebentar untuk melihat pemetaan guru di Kabupaten. Bahkan dengan mudah kami bisa menelusuri nama, status sertifikasi, dan peta pensiun dari guru tersebut. Hal itu sangat berguna untuk membuat peta kebutuhan guru beberapa tahun mendatang,” tutupnya.
(Sumber : http://wonosobokab.go.id/index.php/berita/seputar-wonosobo/item/1171-tim-ppg-kabupaten-wonosobo-ikuti-pelatihan-simpk-dikdas-di-usaid-prioritas)
0 Komentar
Post a Comment